Benedictus Cahyo Christanto, SJ

PASTOR PAROKI

Vincentius Suryatma Suryawiyata, SJ

VIKARIS PAROKIAL

Martinus Hadisiswoyo, SJ

ASISTEN PASTORAL

Romo Rafael Mathando Hinganaday, SJ

ASISTEN PASTORAL
1 TAWARIKH 16:34

BERSYUKURLAH KEPADA TUHAN, SEBAB IA BAIK! BAHWASANYA UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH SETIA-NYA.

PROFIL

PROFILE SINGKAT

Gereja Santo Yusuf atau Gereja Santo Yosef, juga dikenal sebagai Gereja Gedangan adalah sebuah gereja Katolik di Semarang yang merupakan gereja Katolik pertama di kota ini. Secara administratif, gereja ini merupakan bagian dari Paroki Santo Yusuf di Keuskupan Agung Semarang.

INTERIOR GEREJA

Gereja Santo Yusuf terletak di sisi timur Jalan Ronggowarsito di Semarang, Jawa Tengah. Secara administratif, gereja ini merupakan bagian dari Paroki Santo Yusuf di Keuskupan Agung Semarang. Bangunan gereja dapat menampung kurang lebih 800 orang. Bangunan ini menghadap ke barat, memiliki jendela di semua sisi, serta lima pintu masuk (dua di sisi utara, dua di sisi selatan, dan satu di sisi barat). Atapnya berupa kubah berusuk silang putih yang disokong oleh tiang ionik.
📷 KITLV

Kawasan Gedangan, Semarang, 1925-1930. Tampak papan penunjuk arah: ke kanan menuju Demak dan Rembang, ke kiri Kendal dan Pekalongan.

GEREJA SANTO YUSUP GEDANGAN

SEJARAH

Gereja Santo Yusup Gedangan adalah gereja Katolik tertua di kota Semarang. Kisah Gereja Santo Yusup Gedangan, diawali dengan kedatangan Pastor Lambertus Prisen pada 28 Desember 1808 di Semarang. Pastor Prinsen diberi tugas oleh Gubernur Jendral Daendels untuk melayani umat katolik di “stasi” Semarang.

Gubernur Jendral Daendels menetapkan, sebelum umat katolik memiliki gereja sendiri, umat katolik Semarang boleh menggunakan Gereja Gereformeerd, yaitu Gereja Immanuel atau lebih dikenal dengan Gereja Blenduk. Setelah tahun 1815, peribadatan umat katolik di Semarang berpindah-pindah, sempat di rumah warga katolik, dan di rumah tinggal Pastor. Hingga pada akhirnya mampu membeli tanah di Jalan Ronggowarsito, dan meletakkan batu pertama pada 1 Oktober 1870, dan diresmikan oleh Mgr. J. Lijnen pada tanggal 12 Desember 1875.

Sejak kedatangan Pastor Prinsen di Gereja Gedangan, diputuskan bahwa Santo Yusup adalah nama pelindung “stasi” Semarang dan nama gereja yang nantinya akan didirikan. Mengapa memilih Santo Yusup? Karena sikap kerendahan hati Santo Yusup yang tidak pernah menonjolkan diri, sikap tanggug jawabnya dan pekerja keras dalam menjaga Keluarga Kudus. Pada perkembangannya, gereja ini disebut sebagai Gereja Santo Yusup Gedangan, karena dulu di daerah ini banyak pohon pisang (baca Jawa: gedhang)

LOKASI